Rabu, 22 Juli 2009

Barang Bekas Peninggalan Renovasi

Perbaikan gedung secara fisik telah dilakukan. Hanya saja banyak sisa-sisa berupa barang bekas yang tidak terpakai lagi. Lantas bagaimana nasib dari barang bekas tersebut?

Semenjak kepemimpinan Prof Dr dr Idrus A Paturusi sebagai rektor Unhas, terlihat nampak perubahan positif dari segi gedung dan beberapa fasilitasnya. Berbagai perbaikan telah dilakukannya. Mulai dari renovasi gedung perkuliahan, asrama mahasiswa, pergantian kursi, hingga renovasi perpusatakaan dan bahkan penambahan gedung baru. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya pencapaian visi Unhas sebagai Universitas kelas dunia.

Menurut Pembantu Rektor II bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan Dr dr Wardihan Sinrang, ketidaknyamanan selama renovasi memang tidak bisa dihindari. Pernyataan tersebut di dukung oleh survei Tim Teknis Unhas, dari sejarahnya sendiri, Gedung FIS baru direnovasi dua kali sejak dibangun. Terakhir di renovasi tahun 80-an dan kondisi bagian atap gedung sudah bocor dan kuda-kuda atap dari bahan kayu pun telah lapuk termakan usia. Sehingga jika tidak direnovasi, saat hujan turun, air akan menggenangi ruangan (identitas, Awal Oktober 2008).

Pagi-pagi sekali Minggu (23/11) lalu, segerombol wanita berbondong-bondong keluar dari lokasi kawasan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Unhas. Pagi itu beberapa diantaranya terlihat panik ketika tiba-tiba diantara mereka melihat orang lain diluar rombongannya yang tidak dikenali. Pasalnya segompol kayu yang telah terikat kuat ikut bersama dan dibawahnya oleh tiap-tiap individu. Ada yang menggunakan gerobak lori-lori dan adapula yang membawa langsung dengan menggunakan kepala yang beralaskan kain atau sarung sebagai penumpu utama dari kayu tersebut agar tidak sakit dan nyaman dibawa.

Kayu-kayu tersebut didapatkan dari limbah sisa-sisa perbaikan (renovasi) bangunan gedung dan beberapa pembangunan gedung lainnya. Bukan kali ini saja kita jumpai peristiwa seperti ini. Tetapi sudah sangat sering dan hampir tiap hari liburan ketika kampus kosong dengan aktifitas perkuliahan. Maka akan kita jumpai peristiwa seperti ini.

Sejak dulu orang-orang dari luar yang notabene adalah masyarakat sekitar kampus masuk ke kampus demi mengais limbah yang dapat dimanfaatkan olehnya. Seperti balok, genteng, kursi kayu, flapon, dan barang bekas lainnya. Hanya saja bukannya tidak dimanfaatkan oleh pihak kampus Unhas tetapi hal ini membutuhkan proses waktu lama untuk mengolah dan memanfaatkannya kembali.

Kasus lain misalnya atap genteng bekas yang ada di Fakultas Peternakan sudah berjalan 2 bulan pasca direnovasi masih terlihat menumpuk menyerupai bukit. Ini berarti proses pemanfaatan limbah bangunan di Unhas membutuhkan waktu dalam mengolahnya hingga betul-betul termanfaatkan sesuai dengan harapan civitas akademika Unhas dengan tidak terbuang begitu saja. Flapon yang bahannya dari papan komposit telah dibongkar dan jejaknya telah hilang. Sejak terbongkarnya maka truk-trukpun menjemputnya dan mebawanya keluar untuk dimanfaatkan kembali. Entah dijual dengan harga yang tinggi sebagai kas tambahan yang jelas tidak menumpuk di kampus.

Misalnya limbah bekas yang disisakan oleh perbaikan pada gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unhas. Perlakuan yang dilakukan yaitu mengganti bagian atap secara keseluruhan yang dulunya kayu sekarang tergantikan oleh aluminium. Olehnya itu, limbah atau sisa-sisa dari perbaikan tersebut berupa balok dan genteng serta barang-barang bekas lainnya yang memiliki nilai dan masih bisa termanfaatkan di jual kepada perusahaan.

Drs Jursum Kepala bagian perlengkapan saat dimintai keteranngannya menuturkan bahwa limbah hasil pembongkaran, contohnya di FIS dilelang. Sedangkan hasil pelelangannya dimasukkan ke kas Negara. “Pembongkaran yang dilakukan di FIS itu, balok-balok tersebut dilelang, dananya langsung masuk ke kas Negara”, ungkapnya saat ditemui kamis (20/11) diruang kerjanya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa telah dilakukan upaya tender secara transparan dengan cara menempelkan pangumumannnya di papan-papan pengumuman resmi, walhasil ada 7 CV yang mendaftar. Dan yang menjadi pemenang tender tersebut adalah CV. AURORA dengan penawaran sebesar Rp 205.000.000,-. Namun, sesuai dengan pertimbangan tim teknis bahwa nilainya perlu dinaikkan lebih dari itu. Dan akhirnya, dilakukan negosiasi dengan pihak perusahaan dan hasilnya disepakati harga sebesar Rp. 215.000.000,-, jelasnya saat memberi keterangan kepada pihak identitas.

Untuk renovasi yang telah dilakukan Unhas belum memenuhi target. Padahal harapan rector akhir 2008 renovasi fisik telah selesai. Hal ini diungkapkan oleh Kepala bagian Administrasi Umum Drs Abdul Halim Doko Msi yang mengatakan bahwa “Renovasi yang telah dilakukan belum memenuhi target. Rektor mengatakan bahwa khusus renovasi fisik akan selesai tahun 2008 ini, tetapi karena terlalu banyak gedung yang perlu direnovasi sedangkan dananya terbatas akhirnya target kita tidak tercapai. Misalnya saja gedung lama Fakultas Teknik yang juga ditargetkan akan direnovasi” Ungkapnya kepada identitas saat ditemui Jumat (21/11) di ruang kerjanya kemarin.

Mar,M33,M28

0 komentar:

Posting Komentar